Pernah dengar istilah jop-hopper atau dalam padanan bahasa Indonesianya kutu loncat? Istilah ini diberikan kepada orang-orang yang sering berpindah pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Menjadi kutu loncat bisa memberikan predikat negatif bagi pekerja, karena dianggap tidak memiliki stabilitas dalam karirnya. Ada banyak alasan mengapa golongan ini sering berpindah pekerjaan, di antaranya gaji, pertumbuhan karir, ataupun bosan dan suntuk dengan pekerjaannya saat ini.
3 Pertimbangan Sebelum Job Hopping
Memang normal bagi para profesional muda untuk berpindah kerja dua sampai tiga kali dalam kurun waktu dua tahun. Tetapi setelah mewawancarai lebih dari 300 manajer HR perusahaan-perusahaan di Kanada dan lebih dari 20 perekrut di Amerika Serikat, perusahaan staffing terkemuka Robert Half menemukan bahwa hal ini merupakan masalah bagi pihak HR dan perekrut.
Pertanyaan yang diajukan kepada para responden adalah “menurut Anda, dalam kurun waktu 10 tahun, berapa kali pergantian pekerjaan sehingga seseorang dianggap sebagai kutu loncat?” Respon rata-rata adalah enam kali. 

Paul McDonald, Senior Executive Director dari Robert Half, mengatakan bahwa memang bursa lowongan kerja saat ini sedang sangat tidak stabil dan pihak perekrut akan mengerti bila para kandidat sering berganti pekerjaan. Tetapi ia juga menambahkan bahwa para perekrut juga mencari pekerja yang bisa berkomitmen dalam jangka panjang bagi sebuah perusahaan. Terlalu banyak pergantian kerja atau kutu loncat bisa menjadi bahaya bagi pihak perekrut.
Maka, sebelum Anda memutuskan untuk berpindah-pindah kerja dan dicap sebagai kutu loncat, ada baiknya jika Anda mempertimbangkan kembali keinginan Anda tersebut. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin dapat membantu Anda mempertimbangkan akan berpindah kerja atau tidak:
  1. Mengapa Anda menginginkan kesempatan baru?
Apakah Anda menginginkan tantangan yang lebih berat atau apakah perihal uang? Apa Anda mengharapkan jam kerja yang lebih fleksibel dan waktu perjalanan yang lebih singkat? Apakah Anda ingin hubungan yang lebih baik dengan manajer? Ingatlah untuk selalu memprioritaskan faktor pekerjaan yang paling penting bagi Anda dan carilah pekerjaan baru JIKA hal tersebut memang membantu Anda menjawab keinginan-keinginan Anda.
  1. Apakah pindah kerja merupakan satu-satunya solusi?
Pikirkan lagi soal ini. Mungkin perusahaan Anda bisa menempatkan Anda di posisi yang lebih cocok atau mungkin bos Anda bersedia memberikan Anda tawaran-tawaran yang lebih baik. Jika masih bisa dikompromikan, ada baiknya bila Anda tidak buru-buru angkat kaki.
  1. Lihat mana perusahaan yang bisa menopang pertumbuhan Anda dalam jangka waktu yang panjang.
Pikirkanlah di mana Anda bisa bertumbuh secara profesional dalam jangka waktu yang panjang. Manakah perusahaan yang lebih solid di antara pilihan yang ada? Anda pasti tidak mau berpindah kerja jika pertumbuhan karir Anda akan tersendat atau ternyata perusahaan baru tersebut sedang kesusahan. Jika perusahaan lama memiliki prospek lebih bagus, sebaiknya Anda tunda dahulu kepindahan sebelum menemukan prospek baru yang lebih baik.

Tidak ada salahnya pindah kerja untuk kesempatan yang lebih baik. Namun hati-hati karena bagaimanapun juga stigma kutu loncat bukanlah kesan baik yang ditangkap perekrut bila melihat resume Anda. Pertimbangkan matang-matang sebelum mengambil keputusan.